MATERI MPLS (Wawasan Wiyata Mandala)
Materi Wawasan Wiyata Mandala
Secara
harfiah kata wawasan mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau
tanggapan inderawi. Secara lebih luas dapat diartikan suatu pandangan atau
sikap mendalam terhadap hakikat. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui
isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau atau cara tanggap
indrawi.
Kata
Wiyatamandala terdiri dari dua bagian kata, yaitu “Wiyata” dan “Mandala”. Kata
“Wiyata” mempunyai arti pelajaran atau pendidikan, sedangakan kata “mandala”
mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Jadi kata
“Wiyatamandala” mengandung arti lingkungan pendidikan/pengajaran. Dengan
demikian “Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebgai suatu pandangan atau tinjauan
mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Sekolah merupakan Wiyatamandala
bearti bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan.
Berdasarkan
pokok pengertian tersebut, maka “Wawasan Wiyata Mandala” adalah cara pandang
kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga sekolah pada
khususnya tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas pendidikan di
tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.
A.
Makna Wawasan Wiyata Mandala
Berdasarkan
pengertian bahwa Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu pandang atau tinjauan
mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran, maka wawasan wiyatamandala mempunyai
makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan. Makna itu
menuntut sekolah untuk :
1.
Memiliki
sarana dan prasarana yang cukup dan baik ;
2.
Memiliki
tenaga edukatif berpribadi teladan, terampil serta berpengalaman/berwawasan
luas
3.
Terciptanya
lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar;
4.
Tumbuhnya
partisipasi, kerjasama, dan dukungan masyarakat sekitar;
5.
Adanya
hubungan harmonis secara timbal balik antara orang tua dengan para warga Sekolah
6.
Terciptanya
disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah;
7.
Adanya
hubungan kekeluargaan para warga sekolah yang akrab dan harmonis; dan
8.
Tumbuhnya
semangat peserta untuk maju, bekerja keras dan bekerja keras.
Apabila
hal-hal tersebut terpenuhi dan terbina baik, maka keberhasilan pendidikan akan
terwujud dan menghasilkan tenaga kader pembangunan bangsa dan sumber daya
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
B.
Sekolah Sebagai Lingkungan
Pendidikan
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan mengandung satu pengertian pokok bahwa sekolah
mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses/ kegiatan pendidikan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur sehingga
usaha untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil yang senantiasa di
perlukn bagi pelaksanaan pembangunan dapat terwujud.
Sekolah
sebagai pusat pendidikan, lahir, tumbuh dan berkembang dari dan untuk
masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidkan merupakan perangkat masyarakat. Pada
sisi lain keberadaan sekolah sebgai lembaga sosial yang terletak di
tengah-tengah masyarakat, memungkinkan pula sekolah menjadi lingkungan
pendidikan dengna ciri khas masyarakat belajar di dalamnya.
Tugas
penyelenggaraan pendidikan memang tidak mungkin diserahkan sepenuhnya kepada
lembaga persekolahan saja, karena pengalaman belajar pada dasarnya dapat
diperoleh sepanjang hidup manusia, kapan dan dimanapun. Termasuk di lingkungan
keluarga dan di masyarakat. Meskipun demikian, berdasarkan pokok pengertian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah memang memounyai peranan yang
amat penting sebagai pengemban misi pendidikan. Sekolah sebagai lingkungan
pendidikan akan terwujud dengan sebaik-baiknya apabila didukung dan dipenuhinya
5K , sarana dan prasarana, administrasi pendidikan, ketahanan sekolah, disiplin
dan tata tertib sekolah. Sekolah dan masyarakat atau pranata pendidikan dan
pranata-pranata sosial yang lain harus saling menghargai dan menjalin hubungan
yang harmonis karena diantaranya terdapat kaitan saling membutuhkan dan
mempengaruhi.
Prinsip-prinsip
wawasan wiyata mandala :
Ø Sekolah merupakan lingkungan
pendidik
Ø Kepala sekolah bertanggung jawab
penuh dalam lingkungan penuh
Ø Guru dan orang tua siswa ada
pengertian untuk mengembangkan tugas pendidik
Ø Warga sekolah harus menjujung tinggi
citra sekolah
Ø Sekolah harus bertumpuh pada
masyarakat dan mendukung keturunan ketahanan sekolah
Ø Letak lingkungan dan sekolah
Ø Sifat masyarakat
Ø Sifat manusia yang meliput : (1)
Disiplin,- (2) Tanggung jawab,- (3)
Pengelolahan lingkungan sekolah itu sendiri
Peranan wawasan wiyata mandala
1. Siswa harus melindungi lembaganya
dimana dia sekolah
2. Peran siswa terhadap kepala
sekolah
3. Peran siswa pada guru karena guru
yang mendidik dan melatih
4. Peran siswa terhadap
kegiatan-kegiatan sekolah
Peran
dalam intrakulikuler adalah dengan belajar giat sesuai tugas-tugas yang
diberikan Peran dalam ekstrakulikuler adalah ikut aktif dalam ekstra yang
berlaku. Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor
:13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai
sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan
ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan,
mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan
sebagai berikut:
- Sekolah merupakan Wiyatamandala
(lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan
diluar bidang pendidikan.
- Kepala Sekolah mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses
pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila
dan bertujuan untuk:
o
meningkatkan
ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
o
meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan,
o
mempertinggi
budi pekerti,
o
memperkuat
kepribadian,
o
mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
o
Antara
guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik
untuk mengemban tugas pendidikan.
o
Para
guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung
tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya)
dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
o
Sekolah
harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap
dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara
kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu
diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis
dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar
mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan
mantap.Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan
menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler,
serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki
tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang
mantap.
Comments
Post a Comment